akin dekat dengan pemilihan bupati kabupaten subang makin banyak calon bupati seliweran cari dukungan. Lagi asik sama sekeluarga ngeliatin bokap ngebersiin ikan depan rumah tiba-tiba mobil hitam mewah datang, sambil melongo dalam hati saya bilang "siapa dia ?"
dari pintu sebelah kiri keluarlah yang punya. ternyata oh ternyata calon bupati yang datang, bukan senang yang kami dapatkan. ya malah keheranan ada masalah apa kita nih di datangin sama calon bupati?
secara kami hanya keluarga pedagang di pasar tradisional, apa ada pengaruh mungkin dengan kami di datangi sama calon bupati ini.
saya coba kurangi pertanyaan-pertanyaan dalam hati, soalnya bukan di sinetron yang suka ngomong sendiri dalam hati...hehe....
singkat cerita, kami mulai duduk bersama dan ternyata tanpa sepengatahuan saya sebagai anaknya, bapak saya pernah menjadi TimSuksesnya bapak calon bupati ini, ya walaupun sih pada pemilihan tahun 2009 sempet kalah, saya lupa tuh urutannya kalah di posisi berapa.
saya sih bukan tim suksesnya secara hidup saya aja belum sukses jadi nulis di sini hanya semata-mata untuk mengisi blog, mengurangi lamunan dan ternyata menulis asik juga ya.
ok saya perkenalkan dulu "siapa dia ?" dia adalah kiyai saya waktu di ponpes darussalam subang. namanya KH. Ahmad Djuanda.
sekarang saya paham sih kenapa bokap saya bisa jadi timsuksesnya, ternyata ada tali menali antara saya dan pak kiyai ini, ya ikatan nya sih cuman pernah sekolah aja kali ya hehe.......
kita lanjutin ceritanya ya. mulai berdatangan nih mungkin simpatisannya ke rumah saya. dan bokap mulai memindahkan rapat keruangan yang lebih luas yaitu ruang tamu, karna udah mulai over kapasitas.
saya sih gak ikut nimbrung, maklum masih level 1 pemahaman politiknya, takut-takutnya salah kata aje.
selama hampir 2 jam lebih rapat nih, yang ane bisa di bilang ok nih yaitu pak calon bupati nih bilang,
" kami akan bantu pembangunan (tempat ibadah, sekolahan dll.) apapun itu bukan sejuta atau dua juta dan kami gak mau panitianya sampai bingung mau cari dana kemana lagi karna pembangunan belum selesai, saya akan bantu pembangunan (tempat ibadah, sekolahaan dll.) sampai 90%, itu baru namanya membantu"
menurut saya ok juga nih pemikirannya, tinggak saya tunggu aja kenyataannya seperti apa.
cuman sayang dalam baligo, stiker dan papan reklame yang lain tidak mencatumkan no handphone pribadinya. menurut saya dengan mencatumkan no handphone pribadi itu akan memotong birokrasi yang gak karuan.
intinya gini kan, masyarakat itu gak pernah peduli dan gak ngerti, birokrasi penyampaian aspirasi ke pemimpin daerah itu seperti apa, yang mereka mau hanyalah dengarkan dan realiasikan itu aja.
dengan no hanphone pula lah, pemimpin dan masyarakatnya bisa lebih dekat.
dari 6 calon bupati kabupaten subang, saya belum lihat satu pun yang promosi no handphone pribadi nya ke publik. semoga menjadi pertimbangan buat pemimpin di seluruh negeri ini, saya yakin pemimpinnya bener, cuman kita gak tau kan yang bawahnya seperti apa. saya berharap tidak ada kebohongan di setiap pemimpin yang mau datang semua musti di baguskan, Asal Bapak Senang.
Salam Ngariung
Pebriandian
Belum ada tanggapan untuk "No HP bisa memotong Birokrasi rese di negri ini"
Posting Komentar